Beranda | Artikel
Masjid Dhirar, Masjid Kaum Munafik Yang Dihancurkan Di Zaman Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam
Kamis, 16 Mei 2013

Ini adalah bukti bahwa sesuatu yang dibangun bukan atas dasar ketakwaan maka akan hancur. Begitu juga masjid yang dibangun di atas kuburan (karena ada kuburan yang dikeramatkan), maka masjid seperti ini juga harus dihancurkan sebagaimana masjid Dhirar.

 

Kaum munafik membangun masjid Dhirar

Allah Ta’ala berfirman,

وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا مَسْجِدًا ضِرَارًا وَكُفْرًا وَتَفْرِيقًا بَيْنَ الْمُؤْمِنِينَ وَإِرْصَادًا لِّمَنْ حَارَبَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ مِن قَبْلُ ۚ وَلَيَحْلِفُنَّ
إِنْ أَرَدْنَا إِلَّا الْحُسْنَىٰ ۖ وَاللَّهُ يَشْهَدُ إِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ

Dan (di antara orang-orang munafik itu) ada orang yang mendirikan masjid untuk menimbulkan kemadharatan (pada orang-orang Mukmin), untuk kekafiran dan memecah belah antara orang-orang Mukmin serta menunggu kedatangan orang yang telah memerangi Allah dan Rasul-Nya sejak dahulu. Mereka sesungguhnya bersumpah,”kami tidak menghendaki selain kebaikan.”Dan Allah menjadi saksi bahwa sesungguhnya mereka itu adalah pendusta (dalam sumpahnya). (At-Taubah9:107)

Sebab turun ayat (asbabun nuzul) ini adalah pemberitahuan kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bahwa orang munafik membangun masjid dengan niat menghancurkan Islam dan mengelabui kaum muslimin.

أخرج ابن مردويه عن طريق ابن أسحق قال ذكر ابن شهاب الزهري عن ابن أكيمة الليثي عن ابن أخي أبي رهم الغفاري أنه سمع أبا رهم وكان ممن بايع تحت الشجرة يقول أتى من بنى مسجد الضرار رسول الله صلى الله عليه وسلم وهو متجهز إلى تبوك فقالوا يا رسول الله أنا بنينا مسجدا لذي العلة والحاجة والليلة الشاتية والليلة المطيرة وأنا نحب أن تأتينا فتصلي لنا فيه قال إني على جناح سفر ولو قدمنا إن شاء الله أتيناكم فصلينا لكم فيه فلما رجع نزل بذي أوان على ساعة من المدينة فأنزل الله في المسجد والذين اتخذزا مسجدا ضررا وكفرا

Ibnu Mardawaih rahimahullah meriwayatkan dari Ibnu Ishaq rahimahullah yang berkata, “Ibnu Syihab az-Zuhri menyebutkan dari Ibnu Akimah al-Laitsi dari anak saudara Abi Rahmi al-Ghifari Radhiallahu ‘anhu. Dia mendengar Abi Rahmi al-Ghifari Radhiallahu ‘anhu  (dia termasuk yang ikut baiat kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pada hari Hudaibiyah) berkata,

“Telah datang orang-orang yang membangun masjid dhirar kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam,pada saat beliau bersiap-siap akan berangkat ke Tabuk. Mereka berkata, “Wahai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, kami telah membangun masjid buat orang-orang yang sakit maupun yang mempunyai keperluan pada malam yang sangat dingin dan hujan. Kami senang jika engkau mendatangi kami dan shalat di masjid tersebut.” Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,” Aku sekarang mau berangkat bepergian, insya Allah Azza wa Jalla setelah kembali nanti aku akan mengunjungi kalian dan shalat di masjid kalian.” Kemudian dalam perjalanan pulang dari Tabuk, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam beristirahat di Dzu Awan (jaraknya ke Madinah sekitar setengah hari perjalanan). Pada waktu itulah Allah Azza wa Jalla memberi kabar kepada beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang masjid tersebut yang mereka niatkan untuk membahayakan kaum muslimin dan sebagai bentuk kekafiran.”[1]

 

Kaum munafik membangun dengan niat yang jelek

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah berkata,

مسجد الضرار بني على نية فاسدة ، قال تعالى …والمتخذون هم المنافقون ، وغرضهم من ذلك :

1- مضارة مسجد قباء : ولهذا يسمى مسجد الضرار .

2- الكفر بالله : لأنه يقرر فيه الكفر – والعياذ بالله – ؛ لأن الذين اتخذوه هم المنافقون.

3- التفريق بين المؤمنين

4- الإرصاد لمن حارب الله ورسوله يقال: إن رجلا ذهب إلى الشام ، وهو أبو عامر الفاسق ، وكان بينه وبين المنافقين الذين اتخذوا المسجد مراسلات ، فاتخذوا هذا المسجد بتوجيهات منه ، فيجتمعون فيه لتقرير ما يريدونه من المكر والخديعة للرسول صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وأصحابه ، قال الله تعالى : ( وَلَيَحْلِفُنَّ إِنْ أَرَدْنَا إِلَّا الْحُسْنَى ) ، فهذه سنة المنافقين: الأيمان الكاذب

Masjid Dhirar dibangun dengan niat yang jelek.. mereka adalah orang munafik tujuan mereka:

1.Menyaingi dan membahayakan masjid Quba, oleh karena itu dinamakan Masjid dhirar (artinya: membahayakan, dan masjid ini dibangun hampir bersamaan dengan masjid yang pertama kali yaitu masjid Quba, pent)

2.kafir kepada Allah, karena ditetapkan padanya kekafiran/pengingkaran karena yang membangunnya adalah orang munafik

3.memecah belah kaum muslimin

4.untuk memata-matai (kaum muslimin) bagi mereka yang memerangi Allah dan Rasul-Nya. Ada seorang laki-laki fasik pergi ke Syam yang bernama Abu ‘Amir (ia selalu memerangi kaum muslimin dan kalah, kemudian ke syam untuk meminta bantuan kepada Raja Romawi, pent). Kemudian ia bersurat kedapa kaum munafik (di Madinah) agar mereka membangun Masjid, maka kaum munafik membangun masjid (Dhirar) atas petunjuk darinya. Mereka berkumpul untuk mewujudkan keinginan mereka untuk membuat makar dan tipu daya kepada Rasulullah  Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan sahabat beliau (mereka beralasan membangun masjid untuk orang yang sakit dan orang tua, pent).”[2]

 

Perintah agar tidak shalat di masjid tersebut dan agar menghancurkannya

Allah Ta’ala berfirman,

لاَتَقُمْ فِيهِ أَبَدًا لَّمَسْجِدٌ أُسِّسَ عَلَى التَّقْوَى مِنْ أَوَّلِ يَوْمٍ أَحَقُّ أَن تَقُومَ فِيهِ فِيهِ رِجَالٌ يُحِبُّونَ أَن يَتَطَهَّرُوا وَاللهُ يُحِبُّ الْمُطَّهِّرِينَ

Janganlah kamu bersembahyang dalam masjid itu selama-lamanya. Sesungguh- nya masjid yang didirikan atas dasar taqwa (masjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu sholat di dalamnya.” (QS. At Taubah: 108)

Ibnu Katsir rahimahullah berkata,

فدعا النبي صلى الله عليه وسلم مالك بن الدخشم ومعن بن عدي وعامر بن السكن ووحشيا قاتل حمزة، فقال: (انطلقوا إلى هذا المسجد الظالم أهله فاهدموه وأحرقوه) فخرجوا مسرعين، وأخرج مالك بن الدخشم من منزله شعلة نار، ونهضوا فأحرقوا المسجد وهدموه

“Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutus Malik bin Dukhsyum, Ma’an bin Adi, ‘Amir bin As-Sakan dan Wahsyi. Kemudian berkata,

”Pergilah kalian ke masjid yang didirikan oleh orang-orang dzalim (masjid dhirar), kemudian hancurkan dan bakarlah.”

Maka keduanya pun berangkat dengan segera. Malik bin Dukhsyum mengambil api (pelepah kurma) dari rumahnya. Mereka bertolak lalu membakar dan menghancurkannya.”[3]

 

@Pogung Lor, 6 Rajab 1434 H

Penyusun:  Raehanul Bahraen

Artikel www.muslimafiyah.com

 

silahkan like fanspage FB dan follow twitter

 


[1] Lubabun Nuqul fi asbabin nuzul hal. 111, Darul Maktabah Ilmiyyah, syamilah

[2] Majmu’ Fatawa wa Rasail 6/226-227

[3] Tafsir Ibnu Katsir Juz 4 /212


Artikel asli: https://muslimafiyah.com/masjid-dhirar-masjid-kaum-munafik-yang-dihancurkan-di-zaman-nabi-shallallahu-alaihi-wa-sallam.html